DUA STRATEGI KAFIRIN UNTUK MELEMAHKAN UMAT ISLAM
Oleh: K.H. Abul Hidayat Saerodjie
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَن يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَىٰ ۚ فَبَشِّرْ عِبَادِ (١٧) الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ (١٨)/ الزمر [٣٩]: ١٧-١٨.
“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, (17) yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”(18). (Q.S. Az-Zumar(39): 17-18)
MUKADIMAH
Pribadi Mu’min:
Ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan apresiasi dengan kabar gembira terhadap hamba-hamba Nya yang memiliki kriteria:
Suka mendengar, mempelajari, mentafakuri, dan mentadaburi Al-Qur’an, mendengar dan memperhatikan pula sunnah Nabi Nya, mau’izhah hasanah dan hikmah-hikmah lainnya yang bertebaran di berbagai peristiwa dan fenomena. Kemudian dengan dinamis mengikuti yang lebih baik. Dan Allah mengindikasikan bahwa itulah orang-orang yang mendapat petunjuk dan orang-orang yang berakal.
Pada ayat yang lain pun orang-orang beriman yang di dalam hatinya ada kalimah thoyibah, Laa Ilaaha illallah digambarkan bagai pohon yang sehat kokoh dan kuat. Akarnya menghujam ke bumi, batangnya tumbuh, makin lama makin tinggi menjulang ke langit. Daunnya rimbun, sejuk dan menyejukkan kepada siapa pun yang berteduh di bawahnya, bahkan memberi konstribusi positif dengan memberi buah setiap musim dengan izin Allah tanpa harus diminta. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ibrahim [14]: 24-25:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (٢٤) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (٢٥)/ إبراهيم [١٤]:٢٤-٢٥.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (24) pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”. (25) (Q.S. Ibrahim [14]: 24-25)
Artinya, orang beriman itu dinamis, makin hari makin meningkat keimanannya, makin banyak amal shalehnya, makin tinggi martabatnya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ditopang pula oleh kasih sayang Allah khususnya kepada orang-orang yang beriman dengan curahan ni’mat yang tak terhingga. Selain diberikan usia, fasilitas seluruh keperluan hidup dan kehidupan, diberinya pula kecerdasan, hati nurani. Yang dengan itu manusia bisa memilah dan memilih mana yang benar dan mana yang salah, tetapi ternyata kasih sayang Allah tidak cukup hanya di situ, diturunkan pula wahyu-Nya, diutus hamba pilihan manusia terbaik Muhammad sebagai Rasul Nya untuk membacakan, mengajarkan dan mempraktekkan Al-Qur’an dalam realita kehidupan untuk menjadi contoh terhadap umatnya agar tidak salah jalan dan dapat mencapai kehidupan sejahtera selamat dunia akhirat.
Dan ni’mat yang luar biasa lainnya adalah ni’mat bulan suci Ramadhan yang dikaruniakan setiap tahun kepada kita, dimaksud agar posisi dan derajat kita terus meningkat. Ibarat orang mendaki bukit, makin hari makin tinggi. Oleh karenanya, mari kita perjuangkan dengan sungguh-sungguh agar kita bisa mendapatkan fadhilah Ramadhan dan tidak terjebak pada rutinitas ritual tanpa ma’na. Menjadikan shaum kita mampu membangun karakter (character building). Sebagai manusia taqwa yang mulia di sisi Allah. Karena shaum yang benar akan berpengaruh terhadap kehidupan kita sebagai berikut:
1. Shaum memberikan terapi terhadap berbagai penyakit moral dan sosial.
2. Shaum syarat ma’na yang berdimensi nilai-nilai spiritual vertical (Hablum Minallah), meningkatkan iman, ihsan, dan ikhlas. Dan berdimensi horizontal social (Hablum Minannas).
3. Shaum akan mampu menyentuh relung hati dan ketulusan jiwa yang melahirkan sikap Al-Truisme atau itsariyah yakni sikap care dan peduli, simpati dan empati terhadap sesama bahkan rela berkorban untuk keselamatan dan kebahagiaan orang lain. Dan hebatnya lagi dilakukan karena iman dan kasih sayang tanpa pamrih.
4. Shaum akan mengembangkan super ego dan mengikis egoisme dan arrogant/takabur.
5. Shaum akan mematangkan sikap pengendalian diri (self control), mencerdaskan emosional, sosial dan spiritual, mengikis emosional yang destruktif dan mengembangkan positif thinking, jiwa husnu zhan dan tasamuh.
Sebagai Bagian Dari Umat
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ/ الصف [٦١]: ٨.
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya". (Q.S. As-Shaf [61]: 8)
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ/ الأنفال [٨]: ٧٣.
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar”. (QS. Al-Anfal [8]: 73)
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَىٰ أَن يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّن فَوْقِكُمْ أَوْ مِن تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُم بَأْسَ بَعْضٍ ۗ انظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ/ الأنعام [٦]: ٦٥.
Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)". (QS. Al-An’am [6]: 65)
Sebagai bagian dari umat kita punya kewajiban terhadap peradaban, kewajiban menyelamatkan peradaban yang hari ini sedang menuju kehancuran. Pemujaan manusia terhadap materi melahirkan manusia serakah. Munculnya neo kapitalisme dengan hegemoni di bidang politik dan ekonomi oleh bangsa yang besar dan Adi kuasa adalah bentuk pengejawantahan dari imperialisme modern, atau penjajahan bentuk baru.
Telah lama diketahui bahwa ada sebuah organisasi yang super kuat yang terdiri berbagai kalangan (konspirasi) yang dirahasiakan. Organisasi ini menguasai dan ingin terus menguasai semua urusan dunia. Mereka menentukan siapa yang layak menjadi pemimpin sebuah negara dan pemimpin mana yang harus disingkirkan. Siapa yang layak bertahan hidup, dan siapa yang harus mati. Kelompok ini biasa disebut sebagai NEW WORLD ORDER, tatanan dunia baru (kalimat memukau yang pertama kali digunakan H. W. Bush, Presidan Amerika Serikat).
Tiga pemain utama (konspirasi) dalam NEW WORLD ORDER adalah ILLUMINATI, FREEMASON (pemuja setan) dan YAHUDI. Mereka tidak akan pernah berhenti hingga cita-cita mereka tercapai walau harus memusnahkan keluarga mereka sendiri. Cita-cita mereka adalah mengambil alih seluruh kekuasaan di bumi ini. Mereka harus menguasai perekonomian dunia (moneter dan bisnis). Mereka bekerja sama dengan FREEMASON dalam manipulasi Amerika Serikat untuk menggunakan kekuatannya demi menguasai ladang-ladang minyak dunia dan menghancurkan halangannya untuk kebutuhan mereka sendiri. (Jerry D. Gray, dalam buku Art Of Deception, Mereka Menipu Dunia. Penerbit SINERGI PUBLISHING – Kelompok GEMA INSANI).
Lihat bagaimana Amerika Seriakat membombardir Afghanistan dengan bom karfet yang meluluhlantakkan kota dan membunuh ratusan ribu penduduk, wanita dan anak-anak tak berdosa dengan alasan Afghanistan sarang teroris AL-QAIDA yang dipimpin Usamah Bin Ladin yang telah menghancurkan gedung WTC di Amerika Serikat. Belakangan diketahui bahwa itu adalah skenario yang terungkap sebagai KEBOHONGAN BESAR (baca buku Art of DECEPTION, JERRY D. GRAY. Penerbit SINERGI PUBLISHING. Jakarta 2011). Ternyata penyerbuan militer A.S. dengan mengundang Tentara Sekutu itu karena ingin menguasai ladang minyak di lembah KASPIA yang diperkirakan ada cadangan untuk 100 tahun.
Demikian juga penyerbuan ke Irak, menangkap Sadam Husain dengan dalih yang juga BOHONG bahwa Sadam Husain pemimpin yang membahayakan dunia karena menyimpan senjata pemusnah massal. Ternyata kedustaan besar itu juga karena Sadam Husain pimpinan negara yang tidak mau tunduk pada kemauan mereka dan keserakahan mereka ingin menguasai ladang minyak.
Demikian juga terhadap Libiya penangkapan Khadafi dan negara-negara (muslim) lainnya yang terus akan berlaku sampai kapanpun.
Tetapi kenyataan negara-negara Muslim yang diserbu dengan senjata canggih dan seluruh kekuatan dikerahkan bahkan mengundang tentara sekutu-sekutunya tidak pernah mampu “menguasai” secara keseluruhan, bahkan timbul permusuhan sengit walau dengan gerilya yang sempat merugikan mereka kalau tidak disebut “kalah” mereka pulang dengan kerugian material yang tak terhingga dan kematian ribuan tentaranya. Sementara tentara yang pulang sebagian besar stress dan depresi bahkan gila.
Pada akhirnya mereka mempelajari dan mereka tahu di mana sebenarnya letak kekuatan dan kelemahan umat Islam.
Dua Strategi Mereka Untuk Menundukkan Umat Islam
Berdasarkan pengalaman ratusan tahun dan hasil dari penelitian para pakar orientalis terhadap agama Islam. Mereka tahu bahwa jika umat Islam bersatu dan konsekuen pada agamanya (Al-Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya) maka tidak ada satu kekuatan apapun yang dapat mengalahkan. Satu kalimat yang paling dibenci dan ditakuti adalah kalimat Ummatan Wahidah dan Wihdatul Ummah atau Union dan Unity.
Dr. Samuel Zwemer seorang pendeta Inggris, pemuka orientalis dunia dan Doctor Theology. Bertahun-tahun mempelajari karakteristik umat Islam, berkesimpulan untuk bisa mengalahkan umat Islam, dia memberi tiga konsep strategi yaitu:
1. Jauhkan ummat Islam dari pegangan agamanya.
2. Tumbangkan kekhilafahan dunia Islam.
3. Westernisasi.
Strategi ini dipraktekkan oleh Mustafa Kemal di Turki ketika menumbangkan ke Khilafahan Turki Ustmani dengan mendirikan gerakan politik nasionalis sekuler AL ITTIHAD WAT TARAKI dengan tiga target yang menjadi sasaran perjuangannya, yaitu:
1. Jangan biarkan ummat Islam bersatu
2. Tumbangkan ke Khilafahan Turki Utsmani
3. Menjadikan Turki menjadi Negara Sekuler
Walaupun mereka telah dapat menumbangkan kekhilafahan Turki Utsmani, tetapi dalam perkembangannya Islam tidak bisa dibendung bahkan melanda Eropa dan Amerika sempat mencemaskan jiwa paranoid mereka. Maka mereka menggunakan dua strategi dalam menghadapi perkembangan dunia Islam dengan mengadu domba dan menebar virus, pendangkalan aqidah, melewati penyerbuan pemikiran dan budaya yang disebut SPILIS (Sekularisme, Plularisme Agama dan Liberalisme).
Lihat ulah mereka di Afghanistan, Irak, Libia, Suriah dan Yaman. Ketika tentara agresinya tidak mampu mengalahkan pelawanan Muslimin, mereka tinggalakan negara dalam keadaan cheos (kacau) mereka bentuk pemerintahan boneka diadu dengan rakyatnya sendiri. Mereka tebarkan isu-isu untuk mengadu domba antar faksi-faksi, isu Syiah dan Ahlus Sunnah, dan sebagainya.
Sementara virus pengacauan dan pendangkalan agama ditebar dengan cara merekrut sarjana-sarjana Islam untuk belajar di Amerika dan Eropa. Kembali ke tanah air mereka mengusung pemikiran liberal dan pluralisme agama dengan alasan mengembangkan kebebasan berfikir. Mereka menamakan kelompoknya dengan JIL, Jaringan Islam Liberal. Mereka merubah akidah Islam dengan menyebarkan pluralisme agama (bahwa semua agama itu sama). Dalam hal syariat mereka mengatakan, “Tidak ada hukum Tuhan, yang ada hanya karangan manusia.” Mereka tidak segan-segan menghalalkan perkawinan sejenis dari kaum homo seksual. Dari pengelola jurnal JUSTISIA Fakultas Syariah IAIN Semarang edisi 25 tahun XI 2004. Sampul jurnal ini memuat tulisan dengan judul yang membuat mata terbelalak: “Indahnya Kawin Sesama Jenis.” Mereka membela habis-habisan keabsahan perkawinan sesama jenis (homo seksual dan lesbian), bahkan mereka gunakan ayat-ayat Al Qur’an yang dipelintir dengan penafsiran semaunya sebagai hujjah.
Mereka juga mengembangkan Study Kritik Qur’an. Desakralisasi Al-Qur’an sedang digalakkan secara massif. Kasus penginjakkan lafadz Allah oleh seorang dosen di IAIN Surabaya dan penginjakkan Al Qur’an oleh dosen di IAIN Padang. Sulhawi Ruba (51 thn) pada 5 Mei 2006 ketika mengajar mata kuliah Sejarah Peradaban Islam (SPI) pada mahasiswa Semester II dihadapan 20 mahasiswa Fakultas Dakwah, Ia menerangkan posisi Al-Qur’an sebagai hasil budaya manusia. “Sebagai budaya posisi Al-Qur’an tidak berbeda dengan rumput,” ujar nya. Ia lalu menuliskan lafadz Allah pada secarik kertas sebesar telapak tangan dan menginjaknya dengan sepatu, (50 Tokoh Islam Liberal Indonesia Ide Pengusung Sekularisme, Pluralisme Dan Liberalisme Agama, Penyusun Budi Handrianto, Penerbit Hujjah Press).
Pemikiran-pemikiran yang jelas-jelas menghancurkan Aqidah dan Syariat Islam yang dikatakan para mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN sebagai Suara IAIN. Anehnya kampus tersebut menganugerahkan gelar-gelar yang mulia sebagai “Sarjana Hukum Islam.” Contoh lain, dari IAIN Bandung pernah muncul kasus sejumlah mahasiswa yang membuat teriakan yang menghebohkan: “Selamat bergabung di area bebas Tuhan.” Dan ucapan: “Mari berdzikir dengan lafadz, “Anjing hu akbar!” Naudzu billah min dzalika!
Dalam sebuah materi kuliah bertajuk, “Kajian Orientalisme Terhadap Al-Qur’an dan Hadits.” Buku yang dijadikan referensi utama adalah buku “Re Thingking Islam” karya Prof. Muhammad Arkoun, Guru Besar di Sorbonne, Paris, sebagai buku yang dikenal dengan teori De Construcsi dan De Sakralisasi Al-Qur’an.
Dalam hal Pluralisme agama yang di propagandakan oleh kelompok JIL ini, mereka berasumsi bahwa, “Semua agama adalah jalan yang sama-sama sah menuju Tuhan yang sama. Semua agama adalah jalan yang berbeda-beda menuju Tuhan yang sama. Tuhan, siapa pun nama Nya, tidak menjadi masalah.”
Mereka memandang agama adalah bagian dari expresi budaya manusia yang sifatnya relatif. Karena itu tidak jadi masalah soal penyebutan nama Tuhan yang sebutan Allah, God, Lord, Yah Weh, dan sebagainya. Semua ritual dalam agama adalah menuju Tuhan yang satu.” Tokoh Pluralisme Agama adalah Prof. John Hick yang sering menyebut “The Eternal One,” Tuhan yang menjadi tujuan dari semua agama.
Dua tokoh yang terkenal di antara tokoh-tokoh lainnya adalah Nurcholish Madjid yang pernah menyatakan, “… Setiap agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan terhadap Tuhan yang sama. Ibarat roda pedati, roda itu adalah Tuhan, dan jari-jari itu adalah jalan dari berbagai agama.” (Lihat buku Tiga Agama Satu Tuhan. Bandung, Penerbit Mizan, tahun 1999, hal. XIX).
Jalaluddin Rahmat juga menulis: “Semua agama itu kembali kepada Allah. Islam, Hindu, Budha, Nasrani, Yahudi, kembalinya kepada Allah. Adalah tugas dan wewenang Tuhan untuk menyelesaikan perbedaan di antara berbagai agama. Kita tidak boleh mengambil alih Tuhan untuk menyelesaikan perbedaan agama dengan cara apapun termasuk dengan fatwa.” (Jalaluddin Rahmat, Islam dan Pluralisme: Akhlak Qur’an Menyikapi Perbedaan, Jakarta, Serambi, hal. 34)
Inilah sedikit contoh tentang bagaimana bahayanya pernikahan SPILIS (Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme) yang terus dipropagandakan, tidak hanya di kampus-kampus IAIN tetapi kini terus dikembangkan lewat berbagai media, TV, radio, koran, majalah, situs, dan media sosial, yang diusung oleh kelompok JIL. Sebagai bagian dua strategi untuk melawan dan menghancurkan Islam dari dalam yaitu mengadu domba dan mendangkalkan aqidah dengan De Islamisasi melewati serbuan budaya dan pemikiran Syetan. Yang perlu mendapat perhatian kita semua kaum muslimin, Insya Allah Islam tidak akan dapat dipadamkan oleh kekuatan apa pun dan siapa pun sepanjang kita tetap konsekuen mengusung teguh Al Qur’an dan As Sunnah, bersatu padu dengan sistem hidup ber-jama’ah dan ber-imamah dan ittiba’ pada pola kepemimpinan para Nabi dan Khulafaa ur Raasyidiin Al-Mahdiyyin yang disebut oleh nabi sebagai Khilaafah ‘Alaa Minhaajin Nubuwwah.
Dengan seruan da’wahnya antara lain:
1. Menyeru manusia menyembah Allah dengan tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun.
2. Mengamalkan Islam secara kaffah dengan membangun ummatan wahidah yang berkasih sayang rahma ruhama u bainahum.
3. Membangun ummat yang terpimpin dengan pola kepemimpinan Khilaafah ‘Alaa Minhaajin Nubuwwah serta menebar Islam yang rahmatal lil ‘alamin sebagai wujud pengamalan Al-Qur’an dan sunnah Nabi-Nya, guna memberi sibghah dan wijhah (corak dan arah) peradaban yang damai dan sejahtera menjadi terapi peradaban yang sedang sakit ini.
Wallahu A’lam bish Shawwab